Liputan6.com, Jakarta - Hyppe sebagai aplikasi media sosial besutan dalam negeri mengungkapkan kalau para penggunanya tidak perlu khawatir dan takut kontennya akan dicuri atau diakui orang lain. Sebab, pengunggah konten di aplikasi media sosial ini mendapatkan perlindungan dan kepemilikan konten.
"Karena pada aplikasi Hyppe, kami memberikan solusi seperti fitur fingerprint combat yang dapat memverifikasi identitas pengguna dan keaslian konten," tutur CEO Hyppe Magindran Marieppan dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (4/8/2023).
Baca Juga
Selain itu, pengguna juga bisa mendapatkan sertifikat konten yang menjamin konten telah lulus dan dapat dibeli di aplikasi Hyppe. Dukungan ini hadir karena fokus utama perusahaan adalah keselamatan, kepercayaan, kepemilikan, transparansi, monetisasi, dan konten lokal.
Advertisement
Dengan melindungi semua konten yang terunggah di platformnya, konten akan masuk ke dalam sistem anti pembajakan yang ada.
Aplikasi Hyppe juga dapat mencegah pengguna lain melakukan tindakan mengambil gambar atau bahkan merekam video. Tidak hanya itu, perangkat pengguna dan aplikasi pihak ketiga juga akan dlindungi dari pembajakan.
"Mau bagaimanapun, kini di media sosial rasa-rasanya agak sulit untuk menjamin bahwa suatu konten itu awal mulanya oleh siapa yang upload. Maka dari itu, salah satu mengapa aplikasi ini hadir, ya karena memiliki cara bagaimana dapat melindungi konten merekam," tutur Chief Strategy Officer Hyppe Rahayu Saraswati.
Hyppe juga merasa pengguna internet Indonesia memerlukan platform media sosial berbasis lokal untuk memenuhi kebutuhan mereka terkait perlindungan dan privasi.
Alasannya, platform media sosial yang ada saat ini belum memiliki hal tersebut, sehingga menyebabkan kurangnya kepercayaan pada keaslian dan kebenaran konten.
Rahayu menuturkan, Hyppe sekarang telah dapat dinikmati oleh anak-anak muda Indonesia yang aktif dalam menggunakan aplikasi media sosial.
Hyppe, Aplikasi Media Sosial Karya Anak Bangsa yang Siap Mendunia
Untuk diketahui, PT Hyppe Teknologi Indonesia, menghadirkan platform media sosial yang diklaim cocok bagi para kreator konten yang diberi nama aplikasi Hyppe pada 2020.
President Director PT Hyppe Teknologi Indonesia Hondo Widjaja mengatakan, masih sangat terbuka kesempatan bagi Indonesia untuk memiliki media sosial sendiri yang tidak hanya bisa dibanggakan, melainkan juga bisa bersaing di tingkat global.
”Kami ingin berkontribusi lebih besar bagi bangsa dengan mendukung pemerintah dalam menumbuhkan ekonomi digital melalui sektor teknologi. Caranya, membangun sebuah platform media sosial karya anak bangsa yang mampu bersaing di tingkat global,” kata Hondo melalui keterangannya, Jumat (26/6/2020).
Hyppe sebagai umbrella brand-nya, saat ini memiliki 10 unit bisnis yang disiapkan. 10 unit bisnis tersebut antara lain HyppeVid (large video content/landscape video), HyppeDiary (short video content/portrait video), HyppeStory (flash story), HyppeChat (chatting platform/avatar chat), dan HyppeCompetition (competition platform).
Lalu, ada HyppeSound (audio content & music player), HyppePic (photo/image content), HyppeScript (documents content/text format), HyppeLive (live streaming platform), dan HyppeGames (interactive/online games).
Advertisement
Hyppe Tawarkan Konsep Sharing Economy Platform
Nantinya, 10 unit brand tersebut akan menjadi satu kesatuan dalam aplikasi media sosial Hyppe yang akan didukung dengan teknologi Blockchain dan fingerprint combat sebagai basis teknologinya.
Melihat fitur dan teknologi yang diusung, Hyppe diklaim akan menjadi salah satu platform terbaik bagi para kreator konten dalam menuangkan ide kreatif mereka sekaligus memonetisasi serta menjaga hak kepemilikan konten mereka.
Hyppe juga merupakan 'sharing economy platform', sehingga tidak hanya menjadi surga bagi content creators, pengguna atau viewer/penonton pun tak luput dari perhatian.
Mereka akan mendapat penghasilan melalui iklan konten dan iklan sponsor yang mereka tonton di aplikasi Hyppe.
Atas dasar itu, ia menambahkan, perusahaan menerapkan teknologi Blockchain dan fingerprint combat sebagai basis teknologi di aplikasi Hyppe. Teknologi itu dipakai untuk mencatat dan menjaga data hak kepemilikan konten mereka, sehingga kepemilikannya dapat diakui di seluruh dunia.
(Dam/Isk)